Entri Populer

Tuesday, October 16, 2012

Maknai Sendiri


Ada satu pertanyaan menggelitik ketika aku mengikuti mata kuliah pendidikan agama di semester dua kemarin. Jujur saja, pengetahuanku tentang agama hanya sedikit, itupun tidak mendalam karena minimnya jam pelajaran untuk pendidikan agama semasa sekolah, apalagi aku tidak pernah mengikuti kegiatan yang “berbau” agama. Yang aku tau hanya laksanakan rukun iman (beriman pada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari kiamat, serta qada’ dan qadar), rukun Islam (syahadat, shalat lima waktu, puasa, zakat, dan haji bagi yang mampu), dan implikasinya dalam kehidupan sehari-hari (menutup aurat, menuntut ilmu, berakhlak mulia, dan lain sebagainya). Hanya itu saja. Aku tidak mengerti mengenai esensi beragama, untuk apa Allah menciptakan manusia di dunia? Apakah hanya untuk main-main saja? Untuk apa Allah menciptakan aturan-aturan di dunia? Untuk apa Allah menciptakan akal pikiran? Untuk apa Allah mennciptakan rasul-rasul beserta ajaran-ajaran yang dibawanya? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang selalu mengusik pikiranku yang begitu dangkal. Sampai akhirnya satu ayat dalam Al Qur’an menjawab pertanyaanku : 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS Adz-Dzariyaat [51]: 56)

Dan ayat lain yang menyentil pikiran ngawur dan asal ku :

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS Al Mukminun [23]: 115)

Dari sini aku mencoba menyimpulkan, tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah. Beribadah tidak hanya shalat, puasa, zakat, dan haji, tetapi beribadah di setiap aktivitas yang tujuannya hanya karena Allah.  Pikiranku “gatal” lagi dan membuatku mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan, untuk apa kita menyembah Allah? Kenapa Allah perlu disembah? Bagaimana jika tidak ada yang menyembah Allah? Lagi-lagi Allah memberikan jawaban dalam kitab Al Qur’an yang mulia :

“Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?” (QS As Shad [38] ayat 27 -28)

Ternyata bukan Allah yang butuh untuk disembah, sebaliknya, kita lah yang butuh untuk menyembah Allah, yang butuh mempelajari agama sebagai bekal pedoman atau aturan selama kita hidup di dunia. Hal inipun ada dalam ilmu yang selama di sekolah kita pelajari, bahwa manusia membutuhkan aturan dalam hidupnya atau istilah yang lebih familiar, manusia membutuhkan “norma”. Kita mengenal sedikitnya empat macam norma yang hidup dalam masyarakat, yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum. Dalam kehidupan sehari-hari yang tidak melibatkan orang lain pun kita juga membutuhkan aturan, kapan kita harus bangun, kapan kita harus makan, kapan kita harus mandi, dan lain lain. Intinya, tanpa aturan apa jadinya manusia? Kehidupan yang semrawut, diikuti dengan pikiran dan perilaku yang berantakan, lalu mengakibatkan keadaan fisik dan mental yang makin kacau – bisa jadi sakit, stres, dan akibat-akibat negatif lainnya. Jadi, aturan itu penting kan? Apalagi sebagai manusia yang beragama, aturan dari Allah tidak hanya membuat hidup kita menjadi lancar seperti sungai yang bermuara ke lautan tanpa sumbatan, tetapi juga menjadi kekuatan kita bahwa semua yang ada di dunia ini akan berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan Sunatullah.

Apakah cukup sampai disitu saja? Hanya beribadah dan melaksanakan aturan-Nya? Ada tujuan lain yang lebih utamakah?

Sama halnya dengan kita sebagai manusia, ibadah juga membutuhkan “nyawa”. Yang artinya, percuma bila ibadah tidak didasari dengan “nyawa” ini. Apa itu? Ikhlas. Common sense ku tentang ikhlas adalah melakukan perbuatan tanpa mengharapkan imbalan.  Dalam pandangan agama Islam, ikhlas adalah melakuka perbuatan apapun dengan niat semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah, bukan untuk apapun, buka untuk siapapun. Perlu diingat, bukan berarti ajaran agama mengajarkan kita untuk tidak realistis karena di setiap apa yang kita lakukan pasti memiliki tujuan. “Iya”, maka itu, inilah fungsi aturan agama tadi, mengajarkan kita untuk ikhlas, mengajarkan kita untuk sedikit demi sedikit mengubah niat kita, tidak lain dan tidak bukan hanya karena Allah dan untuk mengharap ridha Allah. Karena ternyata, di artikel yang saya baca, “ikhlas adalah kunci diterimanya ibadah dan bentuk-bentuk amal kebajikan (juga membuat “kinerja” kita bermakna dan tidak sia-sia)”. Lagi-lagi, hal ini juga tertera dalam Al Qur’an :

“Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam” (QS Al An’am [6]: 162)

Subkhanallah, Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.
Jadi, setelah sedikit demi sedikit mengerti tentang esensi beragama, tentang beribadah, dan tentang arti ikhlas, aku berharap perilaku kita ke depan tidak hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban atau melanggengkan rutinitas, tetapi ada esensi lain yang membuat batin kita bahagia dalam setiap apapun yang kita lakukan. Belajar tidak hanya sekedar mendapat ilmu, mendapat nilai bagus, nyambung ngobrol dengan dosen, atau dinilai sebagai anak pintar; bekerja tidak hanya sekedar mendapatkan uang tiap bulannya, untuk dapat makan dan minum, untuk membeli barang-barang yang kita suka, ataupun menafkahi keluarga, tetapi juga untuk membuat hati kita bahagia dan bersemangat dalam menjalani aktivitas, walaupun mungkin hasilnya tak seberapa-karena ada hal lain yang kita dapatkan yaitu mendapat ridha dan cinta dari Allah. Bukankah yang terpenting adalah hati kita bahagia melakukan apapun itu? Bagaimanapun, agar hidup kita bahagia, ikhlas adalah kuncinya :) 

Tetap semangat belajar! Semangat bekerja!
Fighting! :D

Baca juga artikel-artikel di bawah ini :