Entri Populer

Monday, April 30, 2012

Masalah Tidak Masalah


Masalah yang gw alami belakangan ini cukup bikin bingung dan males-malesan. Selama ini gw selalu ketemu masalah yang remeh, dan enaknya nggak banyak melibatkan oranglain. Jadi satu dua jam, satu dua hari, semuanya kelar. Beda sama sekarang, makin tambah umur, masalahnya makin tambah rumit. Apalagi melibatkan oranglain yang punya pandangan dan persepsi yang beda banget sama kita. Tapi gw bersyukur, karena dengan masalah itu gw jadi kenal dunia di luar dunia gw, nggak terus-terusan terkungkung dan menyandang cap autis (baca : sibuk dengan dunia sendiri). Dan dengan masalah itu gw makin dewasa dalam memahami dan menyikapi hidup. Pastilah berguna buat kehidupan gw ke depannya :) 

Ibarat novel, gw lagi mulai turun dari pendakian gw pada puncak masalah. Setelah banyak puncak-puncak masalah yang gw lewati, gw sangat berharap ini lereng terakhir yang gw temukan. Walaupun kenyataannya enggak, masih banyak masalah-masalah di depan yang mau nggak mau musti gw lewati untuk sampai ke ujung jalan gw sebagai garis finishnya. Yang musti diingat, garis finish itu pasti. Berhenti (nyerah) atau lanjut (tetap berjuang) itu pilihan. Kalo kata orang yang doyan jogging, secapek apapun lu lari kalo lu coba berhenti justru malah bikin tambah capek. Gw selalu coba terapin teori itu. Kalo gw nyerah, akan makin keliatan jauh titik finishnya. Kalo gw dikit-dikit berhenti, akan makin capek. Kalo gw terus lanjut, pelan-pelan aja tapi pasti, semua nggak akan terasa berat. Karena gw pernah coba buat terus lari, terburu-buru, dan hasilnya gw capek di tengah jalan, orang-orang pun nggak bisa menyeimbangkan dan mengikuti apa yang gw mau, lalu gw jatuh, dan nggak dapet apapun. 

Gw coba pahami, selama ini gw selalu terburu-buru kalo ketemu masalah. Maunya hari itu langsung diselesain. Dan setiap gw denger hal-hal baru yang menyangkut masalah, gw langsung ambil keputusan untuk bersikap ‘begini’. Keesokan harinya gw denger hal baru lagi, gw berubah jadi ‘begitu’. Selabil itu gw selama ini, nggak pernah coba buat nyaring informasi yang ada. Ibarat lagi main puzzle, baru nemu satu bagian gw langsung nyimpulin keseleuruhan puzzle. Nggak bisa gitu, jangan Cuma liat dari satu sudut pandang, itu namanya “nggak bijak”, jahat, dan bego. 

Hari ini gw dapet pencerahan dari seorang temen. “Gak perlu lu langsung berubah ketika satu informasi baru lu dapetin. Kumpulin dulu semua informasinya, tunggu aja, sabar, santai, waktu yang bakal jawab semuanya” kurang lebih gitu. Iya, selama ini gw labil banget. “Plin-plan” kata temen. Iya, selama ini gw sering bertindak bodoh dengan kelabilan itu. Perubahan gw yang ekstrim akhir-akhir ini pun ditangkep sama banyak temen dan keluarga, perlakuan mereka juga berubah. Ada yang semakin mendekati dan mensupport, ada yang memandang gw aneh dan menjauh. Gw ngerti, itulah manusia, beda-beda (ilmu psikologi gw jalan :D). 

Perubahan itu perlu. Tapi kalo terlalu ekstrim juga nggak sehat. Coba =lah sedikit-sedikit, lalu istiqomah, selanjutnya meningkat menjadi lebih baik lagi. Ibarat main game, level satu menang, baru lanjut level dua, nggak bisa level satu menang langsung lanjut level 10. Walaupun bisa, tapi proses dan esensi perubahannya nggak akan nyampe, dan gampang buat hilang keistiqomahannya.
Well, gw nggak mau terburu-buru dalam memilah dan mengambil keputusan sekarang. Banyak yang musti dipertimbangkan, apapun itu. Kita memang manusia, tempatnya salah, khilaf, dan lupa. Tapi kita juga manusia yang dienugerahi potensi akal, pikiran, dan qalbu. Optimalkan yang kita punya ! (Hasil kuliah MPK Agama, huehue)

Dan.. hidup adalah proses. Hidup adalah progres. Tuhan menghargai setiap proses dan progres dengan menghadirkan ‘bonus-bonus’ buat manusia, berupa kedewasaan, kasih sayang, teman, sahabat, kesuksesan, kekuatan, daan masih buanyak lagi. Tuhan sayang sama makhluk-Nya, kita yang sering membangkang dan melupakannya. Nggak tau diuntung ! 

Banyak banget pelajaran yang gw dapet. Dari kelas waktu kuliah, dari pengalaman temen, dari pengalaman gw sendiri, dari lagu, film, buku, yang terus ngebawa gw pada perubahan lebih baik lagi. “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari ini” Sabdanya yang tak pernah bisa dibantah. Yap ! Terus belajar, dimanapun dan kapanpun. Terus berproses, terus berprogres.

“Berprinsip itu penting, tapi openmind jauh lebih penting” :) (teori baru gw :D)


Nih, puisi (puisi? Lebih tepatnya “sampah”) gw hari ini : 

Buka mata, ini realita
Jangan terus menerka-nerka
Karena yang nyata itu ada
Yang terjadi memang yang harusnya terjadi
Jalani saja, jujur apa adanya
Masa dan rasa yang akan berbicara
Tak perlu lagi kata, cukup lakukan saja
Aku juga tak tau bagaimana akhirnya
Well, yakin saja, tak ada yang sia-sia
Selama kita percaya :) 


Sunday, April 29, 2012

"Sampah" Sejarah


Berikut ini tulisan-tulisan gw yang random banget. Acak, abstrak, tapi punya makna. Semoga ada yang bisa menangkap maknanya.
Sebenernya, seharusnya, setiap coretan ini dilampirkan maksud dan cerita di baliknya biar nggak ambigu dan menimbulkan kesalahan persepsi. Tapi berhubung waktu nggak ada *songong* jadi baru bisa ngepost coretan-coretan yang bisa dibilang "sampah", tapi "sampah" yang mengandung sejarah.
Gw cuma coba buat nulis, mencari-cari bahasa yang tepat untuk mengungkap. Dan ya, jadinya random gini, nggak jelas.
Besok kalo udah banyak waktu, janji deh bakal ngebenerin blog yang kacau ini, bakal lebih rajin "menafkahi" blog yang mulai berdebu ini, bakal lebih jelas dan nggak abstrak lagi. Huehuehue
Yaudah, nih :D



Waktu Itu
Waktu itu kita berjalan, melewati lalu lalang orang-orang
Kau tau apa yang aku pikirkan?
Melihat caramu berjalan
Melihat caramu tertawa
Melihat caramu makan
Melihat caramu marah
Melihat caramu bilang “bego !”
Kau tidak akan pernah tau, sekecil apapun itu, aku simpan
Kau tidak perlu tau, doa dan harapanku meminta-Nya menjagamu, dalam bahagia 
 (3 April 2012)

Kau, Teman 
Bahwa kau hanyalah orang yang kebetulan hadir pada waktu ini, lalu mengajakku melihat dunia di luar duniaku
Dengan sabar kau menjawab semua pertanyaanku yang absurd dan kadang menjengkelkan
Teman, jika ku diam jangan kau salah artikan sebagai bosan
Aku perlu waktu untuk berbicara pada diriku sendiri
(3 April 2012)

Wanita
Wanita bodoh, mendidik peradaban dengan bodoh, menghasilkan peradaban yang bodoh.
Wanita cerdas, mendidik peradaban dengan cerdas, menghasilkan peradaban yang cerdas.
Nyatalah, pilihan ada di tangan kaum wanita.
Kemuliaan yang telah Allah anugerahkan tak lebih baik untuk tak diperjuangkan. 
(3 April 2012)

Wanita (2)
Wanita itu seperti bunga.
Tak perlu mengejar kumbang, tak perlu berteriak-teriak padanya untuk minta dihampiri. 
Cukup satu untuk membuat kumbang datang, “buatlah dirimu menarik”.
Menarik, tanpa harus jadi bunga yang lain.
Menarik, dengan caramu sendiri.
Kumbang yang tepat akan menghampiri.

Cinta
Cinta ini hanya untuk mereka yang yakin, serta percaya
(3 Maret 2012)

Tersayat 
Lagi, tersayat lagi oleh janji
Oleh omongan sendiri
Lagi, terkepung oleh duka
Oleh serapah sendiri
Bukan, bukan Tuhan yang salah
Bukan juga kamu
Hanya aku, yang membuatnya semakin menganga
Menampung lara
Dukamu, dukaku
Dukaku, dukaku
Ratapmu, ratapku
Ratapku, ratapku
Biar, aku saja yang tersayat
 (6 April 2012)

Sangkar
Seperti burung, kalian ini sangkarku
Tempatku pulang, setelah lelah terbang
Berbagi suka juga duka di dalam sangkar
Sangkarku, kau lari kemana?
Aku mau pulang !
(6 April 2012)

Berhenti, Berlari
Berhenti
Mungkin Cuma sampai sini
Ujung jalan kita ternyata di sini
Berlari
Memang bukan di sini
Aku kembali untuk pergi
 (6 April 2012)

Seperti Lilin 
“Sepeti lilin, menerangi sekitar tapi kau habis !”
Biar bu, yang penting jalani peran dengan baik
“Sepeti lilin, menerangi sekitar tapi kau habis !”
Biar bu, habis itu pasti, terang itu pilihan 
(6 April 2012)

Ibu Bilang
Ibu bilang, “Begitulah seninya hidup. Bagaimana kita bisa melewati dengan baik tanpa menyakiti oranglain, itulah kemenangan”

Apa?!
Apa?
Saat ini,
yang ku rasakan seakan hampa
Ada, tetapi tidak ada
Tenang, tetapi gamang
Lemah, tetapi marah
Nikmat, tetapi senyap
Bahagia, tetapi lara
Pasrah, tetapi resah
Aku kira kata bisa mewakili segalanya ! 

Ketika Aku Lupakan-Mu
Ketika aku lupa nikmatnya mencintai-Mu
Ketika aku lupa nikmatnya mengalihkan duniawi demi bertemu dengan-Mu
Ketika aku lupa nikmatnya berlama-lama terbayang oleh-Mu
Ketika aku lupa nikmatnya berhari-hari memuja-Mu
Ketika aku lupa nikmatnya menangis dalam pasrahku kepada-Mu
Akankah Engkau juga melupakanku?

Hanya Mimpi
Tenggelam aku di lautan mimpi-mimpi
Mencoba merauknya sedapat tanganku meraih
Mengerahkan semua untuk menangkapnya
Tapi, sekalipun ku tak dapat
Karena itu mimpi, bukan cita-cita
Yang akan hilang ketika jiwa kita terjaga

Takdir
Tangan kita atau tangan-Nya?

Malam-malam
Aku sengaja
Malam-malam mengungkap
Barangkali yang tak terlihat menjadi terlihat

Habis Sudah 
Habis Sudah
Seperti gelas yang sudah terlanjur pecah
Aku ini sudah kau hancurkan, menjadi kepingan-kepingan tak berarti
Percaya ini, keyakinan ini, sudah kau patahkan dengan kecewaku
Tak ada satu yang percayamu seperti aku
Habis sudah kecewaku seiring dengan cintaku
Aku ini sudah lelah
Lelah dikejar bayang-bayang sempurnamu
Lelah kau jatuhkan lagi dan lagi
Selesai sudah. Aku menyerah
Mengharapmu kembali, tak akan pernah
(28 April 2012)

Tapi Juga Cinta
Bukan hanya soal janji
Tapi juga cinta
Bukan hanya saling memberi
Tapi juga cinta
Bukan hanya sekedar hak
Tapi juga cinta
 (29 April 2012)

Aku yang Aku
Setelah masa ini aku lewati
Setelah kota ini aku lalui
Aku kembali ke jalanku sendiri

Jalanku.. Sudah sepi. Tak ada yang menghampiri
Hanya kawanan debu dan sisa sejarah masa lalu
Jalanku.. Sudah sunyi. Tawa dan tangis masih mengiris
Hanya luka berantakan di sana

Aku kembali memperbaiki
Dengan sisa cinta yang kau beri
Tertatih memang, namun sisa cintamu menguatkan

Aku mulai tinggalkan bongkahan gedung yang kita bangun
Dengan senyum yang mengulum
Aku nikmati sisa cinta ini
Lalu aku letakkan, aku tinggalkan

Cinta sejatiku ada di sana, di ujung jalan sana
Aku, mulai berlari lagi dengan diriku sendiri
(29 April 2012)

FIGHTING FOR YOUR SELF, FOR YOUR DREAMS ! 

Friday, April 13, 2012

Acak, Abstrak (Sampai 12 April 2012)




Salah
Aku kira putih
Ku dekati hitam pekat. Gelap
Aku kira dingin
Ku dekati panas melepuhkan
Aku kira dekat
Ku dekati semakin jauh
Aku kira masih ada
Ternyata, sudah lenyap

Seperti Tapak Camar
Seperti secangkir kopi yang selalu menyisakan ampas
Seperti tapak camar yang selalu meninggalkan bekas
Masa lalu ini selalu masih memiliki sisa di pandangan mata manusia
Andai mereka tau, itu tak berarti apapun sekarang
Hanyalah sebuah proses yang musti dijalani, mau tak mau

Sudah Berlalu
Jangan hardik masa lalu !
Karena itu juga makhluk-Nya
Jangan sesali masa lalu !
Karena ia membuat kita melesat, jauh ke depan

Meradang, Mengakar, Telah, “Ia”
Aku lupa cara mencintaimu (-Mu)
Setelah rasa tertimbun dalam
Setelah asa rapih tersimpan
Aku rindu cara mencintaimu (-Mu)
Setelah asa tak lagi membuncah      
Setelah rasa meradang mengakar

Toleransi ! (?)
Tak mau lagi aku bertoleransi !
Dicabik-cabik anganku
Dibuat remuk asaku
Dilempar batu jalanku
Apa alasanmu aku pun tak tau

Ah, tak mau lagi aku bertoleransi !
Dijatuhkan dari atap yang tinggi
Dilemparkan pada lubang berduri
Dibungkam aku dengan kuasamu

Ah, tak mau lagi aku bertoleransi !
Lebih baik ku tinggal pergi

Bila Cinta
Bila cinta ini tak tergores di duniawi
Izinkan cinta ini ikut terhias wewangian surgawi
Bila cinta ini tak kunjung kau sadari
Biarkan Tuhan saja yang tetap mengerti
Bila cinta ini tak berujung hakiki
Biar cinta-Nya yang mengisi sanubari 

Dibuat”nya”
Ketika nafsu mengendalikan cinta
Ketika ego mengendalikan cinta
Buta kalbu dibuatnya
Ketika nafsu meleleh karena cinta
Ketika ego hilang karena percaya
Sejuk hati dibuatnya 

Ilustrasi : "Begitulah aku, seperti anak kecil itu, yang hanya ingin tau"