Entri Populer

Monday, February 20, 2012

Karena Pada-Mu Lah Aku Temukan Cinta


Rasanya ingin aku teriakan semua perasaan yang sebenarnya sudah menghujam dada, ingin aku tumpahkan semua beban yang sebenarnya sudah lama akan membuncah, memenuhi hati dan fikiranku. Kenapa aku jadi benar-benar berubah? Aku sama sekali tidak jujur dengan diriku sendiri belakangan ini. Aku selalu menyela menjadi orang lain, mengatakan semua baik-baik saja, padahal hatiku sakit, hatiku rindu. Rindu sesuatu yang aku pun tidak tau apa itu. Rindu kedamaian, ketenangan, kesederhanan. Aku merindukan hal yang akupun belum pernah merasakannya. Rindu yang mungkin pernah ada sebelum aku benar-benar dilahirkan di dunia ini. Aku rindu sesuatu yang hakiki, kekal dan kontinyu. Aku mencoba meraba-raba rindu ini, dan aku temukan rindu yang amat sangat meradang. Aku tidak sedang merindukan ayah atau ibu, aku sedang tidak merindukan adik-adikku, aku tidak sedang merindukan sahabat-sahabatku, aku sedang tidak merindukan seseorang yang lembut hadir menenangkan gelisahku, aku benar-benar rindu sesuatu yang haq, aku merindukan Rabbku, aku merindukan Tuhanku, aku merindukan Allah, aku merindukan-Nya yang sudah lama aku abaikan.

Mengapa dadaku sesak merasakan semua keinduan ini? Terang saja ! Merindukan Ibu atau Ayah, aku masih bisa pulang dan menemuinya, memeluknya, mencium kedua tangannya, mencium kedua kakinya sampai aku tertidur lelap di pangkuannya, mengungkapkan segala cinta lewat baktiku dan senyuman lembutku. Merindukan adik-adik pun aku masih bisa menemuinya, memeluknya, menciumnya, mengungkapkan segala cinta lewat sikap lembutku. Merindukan sahabat-sahabat pun aku masih bisa melihatnya, menemuinya, tersenyum padanya, memeluknya dan mengungkapkan segala cinta lewat sikap tulusku. Tapi merindukan Rabbku, Tuhanku, Allahku, aku tak bisa seenaknya langsung menemui-Nya, memandang dzat-Nya, mengungkapkan segala cinta dengan menatap semua keindahan-Nya. Aku hanya bisa mengungkapkan rinduku lewat perantara. Aku merindukan Rabbku dengan mencintai orangtua, adik-adikku, sahabat-sahabatku, walaupun sebenarnya tak selalu ku lakukan. Aku merasa semakin sesak ketika hatiku merasakan rindu yang sangat hebat tetapi ragaku tak pernah membuktikannya. Aku merasakan cinta yang sangat dalam tetapi ragaku tak jarang melakukan maksiat, Astaghfirullah... ada apa Ya Rabb dengan cintaku? Apakah aku tak pantas mencintai-Mu? Apakah aku tak pantas menjadi salah satu kekasih-Mu? Apakah ini bentuk pembohongan diri yang aku sebutkan tadi? Aku sangat mencintai-Mu tapi aku malas meninggalkan duniawi, aku malas meninggalkan maksiat, Astaghfirullah... sudah cukup Ya Allah, penghianatan dan pembohonganku selama ini. Aku ingin kembali pada-Mu, aku ingin merasakan cinta kekal-Mu. Karena ternyata, hanya Engkau yang tak pernah meninggalkanku

Karena ternyata, hanya Engkau yang tak pernah menghianatiku
Karena ternyata, hanya Engkau yang tak pernah menyakitiku
Karena ternyata, hanya Engkau yang mau mendengarkanku ketika seluruh dunia menutup telinganya untukku
Karena ternyata, hanya Engkau yang mengerti mauku
Karena ternyata, hanya pada Engkau cinta ini bermula dan bermuara
Karena ternyata, tujuan hidupku adalah untuk bertemu dengan-Mu, menyerahkan seluruh cinta pada-Mu
Karena ternyata, pada-Mu lah aku telah menemukan cinta
Ya Rabb, aku tak ingin terus-terusan menjadi orang lain dengan terus-terusan mencintai hal yang dicintai orang lain. Aku tak peduli dengan semua cinta di dunia. Aku hanya ingin mencintai apa yang memang aku cintai, karena aku telah menemukan cintaku pada-Mu

No comments: