Entri Populer

Thursday, February 23, 2012

Gelas Pecah



Jadi gini.. Ini adalah salah satu dari dua belas tugas bikin jurnal di mata kuliah LogPenIl (Logika dan Penulisan Ilmiah) semester satu kemaren. Belum sempet diubah dan diedit -biar gak formal-formal banget- karena males -makul banyaaaak, tugas banyaaaak *romantika perkuliahan*
Oke deh, cekidot, semoga ada gunanya :) 
-------------------------------------------------------------------------------------------

Gelas Pecah
Suatu siang ketika sedang mencuci piring di kamar mandi asrama Universitas Indonesia, “pranggg” sebuah gelas kaca tanpa sengaja jatuh dan pecah. Spontan saya menepuk kening sendiri lalu segera membereskan pecahan kaca itu dan membuangnya ke tempat sampah. Secara tidak sadar otak saya mereka ulang kejadian pecahnya gelas tadi, mengandai-andaisaya kemungkinan lain jika saat itu saya menaruh gelas agak ke tengah sehingga kemungkinan tersenggol kecil, sampai berkhayal jika siang itu saya memutuskan untuk tidur atau melakukan hal lain sehingga saya tidak mencuci piring dan kejadian pecahnya gelas tadi tidak terjadi. Apakah ini sebuah takdir yang tidak bisa dihindari? Simpan baik-baik terlebih dahulu jawaban Anda.

Coba analogikan kejadian pecahnya gelas tadi dengan kehidupan yang Anda jalani sekarang. Sebagai contoh, saya adalah mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Indonesia. Pertanyaannya sekarang, mengapa saya bisa masuk jurusan Psikologi Universitas Indonesia tahun ini? Jika saat pemilihan jurusan dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan saya memilih jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Yogyakarta dan sama sekali tidak memilih jurusan Psikologi di Universitas Indonesia, bisa dipastikan detik ini saya tidak sedang membuat tugas jurnal mata kuliah logika dan penulisan ilmiah ini. Jika dulu saya memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan dan langsung bekerja, ‘skenario’ kehidupan saya tidak akan berjalan seperti sekarang. Apa yang bisa diambil dari sepenggal pengalaman tadi? Masihkah Anda berpikir bahwa kehidupan Anda sekarang adalah sebuah takdir yang tidak bisa dihindari? Saya lebih suka mengatakannya sebagai ‘konsekuensi’ dari keputusan yang pernah Anda ambil sebelumnya. Tidak ada lagi istilah ‘menyalahkan takdir’, yang ada hanyalah introspeksi dari apa yang pernah dilakukan.

Saya menarik kesimpulan bahwa apapun yang Anda lakukan di masa lalu mempunyai pengaruh yang sangat besar di masa kini, sehingga apa yang Anda lakukan saat ini juga mempunyai pengaruh yang sangat besar di masa depan. Ini menjadi sebuah pelajaran agar kita lebih kritis memilih apa yang harus dilakukan saat ini, konsekuensi apa yang kira-kira akan didapatkan  jika memilih jalan ini, apa yang harus Anda lakukan untuk bisa menjadi apa yang Anda inginkan. Seperti yang pernah dikatakan salah seorang kakak sepupu di hari ulang tahun saya yang ke tujuh belas, “berhati-hatilah melangkah adik kecilku, langkahmu hari ini menentukan langkahmu di masa depan”. Sekarang saya mengerti maksud dari kalimat itu, saya harap begitu juga dengan Anda.  


           

No comments: