Jadi
gini.. Ini adalah salah satu dari dua belas tugas bikin jurnal di mata kuliah
LogPenIl (Logika dan Penulisan Ilmiah) semester satu kemaren. Belum sempet
diubah dan diedit -biar gak formal-formal banget- karena males -makul
banyaaaak, tugas banyaaaak *romantika perkuliahan*
Oke
deh, cekidot, semoga ada gunanya :)
-------------------------------------------------------------------------------------------
Gelas Pecah
Suatu siang ketika
sedang mencuci piring di kamar mandi asrama Universitas Indonesia, “pranggg”
sebuah gelas kaca tanpa sengaja jatuh dan pecah. Spontan saya menepuk kening
sendiri lalu segera membereskan pecahan kaca itu dan membuangnya ke tempat
sampah. Secara tidak sadar otak saya mereka ulang kejadian pecahnya gelas tadi,
mengandai-andaisaya kemungkinan lain jika saat itu saya menaruh gelas agak ke
tengah sehingga kemungkinan tersenggol kecil, sampai berkhayal jika siang itu
saya memutuskan untuk tidur atau melakukan hal lain sehingga saya tidak mencuci
piring dan kejadian pecahnya gelas tadi tidak terjadi. Apakah ini sebuah takdir
yang tidak bisa dihindari? Simpan baik-baik terlebih dahulu jawaban Anda.
Coba analogikan kejadian
pecahnya gelas tadi dengan kehidupan yang Anda jalani sekarang. Sebagai contoh,
saya adalah mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Indonesia. Pertanyaannya
sekarang, mengapa saya bisa masuk jurusan Psikologi Universitas Indonesia tahun
ini? Jika saat pemilihan jurusan dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan saya memilih
jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Yogyakarta dan sama
sekali tidak memilih jurusan Psikologi di Universitas Indonesia, bisa
dipastikan detik ini saya tidak sedang membuat tugas jurnal mata kuliah logika
dan penulisan ilmiah ini. Jika dulu saya memutuskan untuk tidak melanjutkan
pendidikan dan langsung bekerja, ‘skenario’ kehidupan saya tidak akan berjalan
seperti sekarang. Apa yang bisa diambil dari sepenggal pengalaman tadi?
Masihkah Anda berpikir bahwa kehidupan Anda sekarang adalah sebuah takdir yang
tidak bisa dihindari? Saya lebih suka mengatakannya sebagai ‘konsekuensi’ dari
keputusan yang pernah Anda ambil sebelumnya. Tidak ada lagi istilah
‘menyalahkan takdir’, yang ada hanyalah introspeksi dari apa yang pernah
dilakukan.
Saya menarik kesimpulan
bahwa apapun yang Anda lakukan di masa lalu mempunyai pengaruh yang sangat
besar di masa kini, sehingga apa yang Anda lakukan saat ini juga mempunyai
pengaruh yang sangat besar di masa depan. Ini menjadi sebuah pelajaran agar
kita lebih kritis memilih apa yang harus dilakukan saat ini, konsekuensi apa
yang kira-kira akan didapatkan jika memilih jalan ini, apa yang harus
Anda lakukan untuk bisa menjadi apa yang Anda inginkan. Seperti yang pernah
dikatakan salah seorang kakak sepupu di hari ulang tahun saya yang ke tujuh
belas, “berhati-hatilah melangkah adik kecilku, langkahmu hari ini menentukan
langkahmu di masa depan”. Sekarang saya mengerti maksud dari kalimat itu, saya
harap begitu juga dengan Anda.
**Gambar gelas pecah
ngambil di http://2.bp.blogspot.com/_3C2IDyD8QC8/TJOKnvnmt-I/AAAAAAAAAOc/zp7D27R95VU/s1600/gelas_pecah_.jpg
No comments:
Post a Comment