kadang aku
berpikir, lebih baik aku tidak pernah mengerti daripada mengerti hanya
membuatku takut
haha, pecundang
macam apa aku ini?
tapi hidup tak
sesimpel itu. hidup ini kompleks. penuh pilihan. dan setiap detik adalah
pilihan, bahkan tak memilih pun sejatinya kita sudah memilih. memilih untuk
tidak memilih.
hidup ini nampaknya
akan lebih mudah bila tidak terlalu banyak pertimbangan, tetapi sebenarnya jauh
lebih sulit jika semuanya dilakukan tanpa pemikiran dan hati yang matang
ah, kehidupan.
lagi-lagi anak ingusan ini sok-sokan berfilsafat tentang kehidupan.
kehidupan, bagai
cerita dalam novel ataupun film ataupun cerpen. jalan cerita dengan mudah
dibuat oleh Tuhan sebagai penulis skenarionya. dan kita para tokoh dituntut
memerankan peran dengan sungguh-sungguh, peran yang sebenar-benarnya (role).
Tuhan sudah menetapkan garis hidup, jalan hidup, dan para pemeran dengan
natural akan mengikuti garis itu. garis yang akan membawanya kembali pada sang
penulis skenario. menemukan arti dirinya.
kau tau apa yang
membuat sebuah cerita menjadi menarik? bukan jalan cerita, tapi apa yang
dilakukan tokoh dalam menghadapi segala liku hidupnya, dalam mempertahankan
langkahnya agar tetap terjaga dalam garis hidupnya.
dan kini, setiap
langkahku terhenti di ujung jalan yang menurutku buntu, aku selalu mengingat
lagi, bahwa sang penulis skenario selalu berbisik padaku “bukan disini tempatmu
berhenti, tenang sayang, itu hanya belokan, bukan akhir!”
dan aku semakin
menyadari bahwa dengan terus menerus aku berhenti atau lari menghindari,
jalanku menemukan arti diriku semakin panjang. aku butuh tau siapa aku, tapi
waktuku tak akan pernah cukup. aku hanya perlu menjalani peran dengan baik,
lalu waktu akan menemaniku menemukan arti diriku.
kau tau? yang ku
inginkan saat semua beban datang satu persatu menimpa punggungku adalah aku
selalu berharap seketika dunia berhenti dan aku dapat menumpahkan semua emosi.
lalu aku hanya ingin pergi tidur, beristirahat panjang, dan lelap nyaman.
berharap waktu menemaniku untuk tetap berada di sampingku, tanpa perlu aku
mengejarnya. dan nanti saat aku bangun, semua beban terangkat, semua berubah
menjadi baik-baik saja, seluruh dunia mendadak tersenyum ramah melempar sapa,
lalu aku berjalan dengan senyuman yang menawan, tak dapat lagi siapapun
hancurkan logika dan perasaanku. namun saat aku terbangun setiap pagi, aku
menyadari, semakin lama aku berhenti, semakin berat beban yang aku miliki, dan
semakin panjang cerita dan waktu yang terbuang tanpa arti.
aku tau, Tuhan
sedang tersenyum melihat dunia ini begitu penuh dengan warna yang makhluk-Nya
buat sendiri. dapat ku lihat sekarang, begitu sayangnya Tuhan pada makhluk-Nya
yang satu ini. ah, manusia, memang tak tau diri. namun Tuhan tetap
menyayanginya, membantunya untuk menyelesaikan sisa skenario tepat waktu.
dan malam ini,
ketika 19 tahun yang lalu Ibu sedang menanti kelahiran putri pertamanya, aku
semakin meyakinkan diri, jalanku masih panjang, ayah dan ibu dan adik masih
menyediakan kehangatan untukku, teman-teman dan sahabat masih mengulurkan
tangan, kaki, telinga, mata, dan hatinya untukku, Tuhan masih disini
menjagaku.. dan, kehidupan ini, masih terus berlanjut :)